Pengantar Rektor

Dengan mengucapkan bismillahirrahman nirrahim dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang marilah kita bersyukur kehadirat Allah yang maha kuasa dihari yang penuh rahmat dan berbahagia ini usia Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan genap berumur30 tahun. Jika kita ibaratkan pada usia manusia, maka usia 30 tahun adalah usia yang sangat produktif dan penuh energi, usia dimana saat-saat ini adalah saat penentuan langkah kaki kedepan, penuh dengan segala macam potensi, penuh dengan idealisme dan visi misi yang sangat mulia, yang sangat dibutuhkan masyarakat, bangsa dan negara ini. Jangan sampai terdengar nada nada miring seperti UCOK umur cukup otak kurang maka UGN telah mencanangkan VISI nya dalam rapat senat beberapa waktu yang lalu, yaitu Menjadi Universitas Yang Berkelas, Ternama Dan Sejajar Dengan Perguruan Tinggi Terkemuka Di Indonesia. Dan Misinya adalah 1) Meningkatkan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, 2) Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan 3) Menghasilkan lulusan yang profesional.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut dalam waktu sekitar sepuluh bulan ini telah dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut.

Dalam bidang mutu pendidikan kita telah berhasil memperpanjang izin operasional ke tiga belas program studi dari Dirjen Dikti sampai dengan 19 Oktober 2013, sedangkan untuk penjaminan mutu dari Badan Akreditasi Nasional kita telah mengajukan permohonan ke BAN yang diharapkan pada tahun 2010 ini sudah dapat selesai. Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada seluruh civitas akademika UGN yang dengan niat tulus ihklas bekerja tanpa mengenal lelah menyelesaikan seluruh borang dan evaluasi diri dalam rangka mengejar akreditasi dari BAN, saya yakin niat ihklas saudara-saudara akan dibalas dengan pahala oleh Allah SWT. Secara internal kita juga akan membentuk lembaga penjaminan mutu dan kantor jaminan mutu ditingkat Universitas maupun di tingkat Fakultas yang bertugas terus menerus secara internal mengawasi mutu akademik.

Dalam rangka peningkatan mutu akademik ini banyak faktor yang menjadi kendala yang memang menjadi buah simalakama. Untuk mendapatkan mutu yang baik dibutuhkan dosen yang bermutu baik pula, sementara pendapatan dosen yang baik berkorelasi positif dengan mutu dosen tersebut. Peningkatan pendapatan dosen berkorelasi positif dengan besarnya uang kuliah yang harus dibayar oleh para mahasiswa. Pada Universitas yang memiliki mutu yang baik besarnya uang kuliah minimal RP. 5 – 10 Juta, sementara uang kuliah mahasiswa UGN baru sekitar Rp 1 juta. Apabila uang kuliah dinaikkan untuk mencapai pendidikan yang bermutu tersebut berarti banyak anggota masyarakat di Tabagsel ini tidak dapat melanjutkan pendidikannya ketingkat perguruan tinggi, karena tingkat kemampuan masyarakat Tabagsel baru sekitar itu. Jalan keluarnya adalah mengusahakan agar UGN ini dapat menjadi Universitas negeri, dengan demikian pendapatan para dosennya sudah ditanggung negara sehingga mereka sudah dapat berkonsentrasi meningkatkan mutu pendidikan tersebut.

Hadirin dan para undangan yang saya muliakan,

Berkaitan dengan proses mengusahakan agar UGN menjadi Universitas negeri kami telah berkonsultasi dengan Sekretaris Dirjen Dikti. Permasalahan pertama adalah adanya peraturan bahwa setiap propinsi hanya ada satu Universitas negeri sementara Sumut telah memiliki USU. Pada kesempatan ini kami ajukan bahwa kota Padangsidimpuan berjarak sekitar 400 km dari Medan (USU), berjarak sekitar 400 km dari Padang (UNAND) dan berjarak sekitar 500 km dari Pakanbaru (UNRI). Melihat letak geografis tersebut beliau dapat memahami perlunya Universitas negeri satu lagi di Padangsidimpuan ini. Pada pembicaraan selanjutnya beliau menantang UGN apakah dapat menyediakan lahan untuk kampus seluas minimal 40 ha dan kami menjawabnya ada walaupun hal ini terus terang sangat sulit bagi UGN untuk memenuhi syarat ini. Jadi pada kesempatan inilah kami sangat mengharapkan agar bapak bupati-bupati dan walikota dapat membantu UGN untuk menyediakan lahan seluas yang diperlukan tersebut dalam rangka merealisasikan cita-cita penegrian UGN ini. Demikian juga kepada para pendiri UGN ini kami mengharapkan bantuan beliau-beliau ini menandatangani surat persetujuan penyerahan seluruh asset Universitas yang bapak-bapak dan Ibu-ibu dirikan ini kepada Mendiknas sebagai syarat utama bagi negara untuk menilai kelayakan proses penegrian Universitas ini. Sedangkan kepada seluruh steakholder se Tabagsel (DPRD, MUI, dan Ormas-ormas) dibutuhkan dukungannya menegrikan UGN dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang ditujukan ke Presiden Republik Indonesia. Hal ini sesuai dengan studi banding yang telah dilaksanakan ke Universitas Malikussaleh Lok Sumawe yang baru dinegerikan sekitar tahun 2001 atas saran Sekretaris Dirjen Dikti. Disini terungkap dana yang mengalir dari pemerintah pusat saat ini ke Universitas Malikussaleh sekitar Rp. 35 milyar pertahunnya dan mahasiswa yang menuntut ilmu bukan hanya dari daearah NAD saja tetapi sudah datang dari seluruh wilayah NKRI. Dampak yang kelihatan pada ekonomi daerah tersebut sangat jelas dimana wilayah yang dulunya sangat sedikit jumlah penduduknya pada saat ini sudah sangat berkembang, malah kemungkinan daerah ini sudah lebih berkembang daripada daerah Banda Aceh yang merupakan ibukota propinsi NAD. Setelah studi banding ini terus terang semangat kami untuk menegrikan UGN semakin meningkat semoga kami mendapat dukungan dari steakholder se Tabagsel ini dan tentunya ridho Allah SWT juga lah kita harapkan agar cita-cita tersebut dapat terrealisir amiiin.

Mengingat potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang cukup besar dan melimpah di Tapanuli Bagian Selatan ini, maka keberadaan UGN sangat strategis sebagai sarana pencipta Sarjana dan tenaga siap pakai. Ini terbukti dari jumlah mahasiswa yang menimba ilmu di Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan cukup tinggi, dan telah mencapai 8.000 orang. Ini merupakan Peluang yang sangat besar mengingat keterbatasan daya tampung dan ketatnya persaingan. Selain itu Keberadaan UGN yang terletak di jantung kota padangsidimpuan merupakan salah satu faktor yang membuat minat masyarakat untuk menimba ilmu cukup tinggi, letak yang relatif dekat, biaya pendidikan yang jauh lebih murah dari Perguruan Tinggi di kota medan. Tentu semua ini harus dijawab dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan akademis, peningkatan mutu pendidikan, mengingat bahwa ekspektasi masyarakat terhadap UGN sangat besar.

Secara ekonomis dapat pula kita kembangkan potensi keberadaan para mahasiswa ini, seandainya 8.000 mahasiswa yang menimba ilmu di Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan tidak sekolah di Universitas ini tetapi menimba ilmu di Universitas-Universitas yang berada di Kota Medan (Pantai Timur), maka dapat kita hitung biaya yang harus ditanggung masyarakat se Tapanuli Bagian Selatan yang dikeluarkan dan dibelanjakan di Kota Medan (Pantai Timur). Apabila 1 orang mahasiswa mengeluarkan biaya Rp 10 Jt/tahun, berarti ada uang Rp 80 Milyard per tahun yang dibelanjakan di Kota Medan (Pantai Timur) yang merupakan beban masyarakat se Tapanuli Bagian Selatan dan ini cukup besar untuk menggerakkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat di Kota medan (Pantai Timur). Seandainya mahasiswa yang berasal dari Tapanuli Bagian Selatan kuliah di Kota Medan (Pantai Timur) sebanyak 20.000 orang saja, itu berarti setiap tahunnya kita menyumbang ke Kota Medan (Pantai Timur) sekitar 200 Milyard yang jelas-jelas akan memberikan stimulus ekonomi yang cukup besar untuk kota Medan (Pantai Timur). Kita bisa bayangkan seandainya potensi ini dapat kita kelola dengan baik disini sudah barang tentu akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memberikan dampak yang signifikan terhadap kemakmuran rakyat. Ini adalah salah satu faktor yang mendasari mengapa kita harus segera melakukan pembenahan, meningkatkan kualitas, menyiapkan SDM, menambah daya tampung di UGN ini sehingga potensi pasar yakni para mahasiswa tersebut dapat tertampung dan menimba ilmu di UGN Padangsidimpuan.

Masalah lainnya adalah putra-putri terbaik se Tapanuli Bagian Selatan yang merasa mampu bersaing dan berkulitas baik, pergi menimba ilmu ke Universitas ternama di luar daerah, ternyata minim sekali yang berminat untuk kembali ke daerah asalnya mengolah sumber daya alam yang ada di Tabagsel ini. Pada umumnya mereka lebih tertarik untuk bekerja dan mengembangkan karier dimana mereka menimba ilmu, dan pada kenyataannya banyak diantara mereka yang berprestasi baik dan sukses disana. Pada akhirnya berdampak kita kekurangan tenaga terampil dan terdidik di Tabagsel ini. Keadaan ini mungkin akan lain seandainya mereka dididik dengan baik di Universitas yang ada di Tabagsel ini, tentunya dengan syarat Universitas tersebut memiliki kualitas yang mereka yakini baik, paling tidak kualitasnya sama dengan Universitas Favorit yang selama ini mereka tuju untuk menimba ilmu.

Demikianlah pidato ini saya sampaikan, dengan harapan kita semua dapat memahami betapa pentingnya Universitas ini kita bangun dalam rangka memajukan pendidikan di pantai barat ini. Dengan demikian niat luhur para pendiri UGN dapat tercapai melalui tangan-tangan trampil dan tulus, dan dimasa yang akan datang tenaga-tenaga trampil dan cerdas cukup tersedia untuk mengolah sumber daya alam yang berlimpah dalam rangka mencapai keadilan sosial, kesejahteraan lahir dan batin bagi masyarakat, dan bersama kita bisa.

Billahi taufiq wal hidayah. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.